Komisi I Resmi Dukung Sutiyoso

30-06-2015 / KOMISI I

Rapat pleno Komisi I DPR RI secara resmi menyampaikan dukungan kepada calon Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) pilihan Presiden Jokowi. Sepuluh fraksi yang ada di komisi yang membidangi masalah pertahanan ini secara bulat menyampaikan kesepatakan.

"Dengan demikian Komisi I dalam proses pemberian pertimbangan memutuskan menerima dan mendukung Letjen (Purn) Sutiyoso sebagai Kepala BIN dan pertimbangan Komisi I akan disampaikan kepada Pimpinan DPR untuk dibawa ke forum rapat paripurna dan ditetapkan sebagai keputusan DPR," kata Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq saat rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/6/15).

Ia menambahkan seluruh proses tata cara seleksi dan pemberian pertimbangan calon Kepala BIN sudah dilaksanakan sesuai Peraturan Tata Tertib DPR pasal 198. Langkah itu diantaranya pemeriksaan persyaratan administrasi, penyampaian visi dan misi, pemberitahuan kepada publik dan rapat pendalaman terhadap visi dan misi kandidat.

Pada saat pembukaan sidang Mahfudz meminta persetujuan peserta rapat apakah proses uji kepatutan dan kelayakan berlangsung tertutup atau terbuka. Anggota Komisi I dari FPDIP Effendi Simbolon mengusulkan rapat dibagi dua bagian, penyampaian visi misi kandidat dilaksanakan terbuka sedangkan pendalaman berlangsung tertutup. Usulan ini diterima seluruh peserta sidang.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi I Hanafi Raiz pada kesempatan berbeda menyampaikan sejumlah isu penting menjadi perhatian Komisi I pada saat rapat pendalaman visi dan misi. Kasus pelanggaran batas wilayah negara, trend keamanan dunia, isu separatisme dan terorisme.

"Soal kasus HAM Kuda Tuli ada anggota yang bertanya tetapi sekedar memberikan catatan dan ini sudah dianggap selesai secara hukum pada tahun 2003 lalu. Pada dasarnya saya menilai semangat Komisi I ingin melihat masa depan daripada masa lalu," tutur dia.

Letjen (Purn) Sutiyoso memulai paparan visi misinya dengan memperkenalkan diri. "Nama saya Sutiyoso lulusan Akademi Militer Nasional tahun 1968. Penugasan militer saya 29 tahun dan 23 tahun di Kopassus, sebagian besar di satuan Sandi Yudha yang penugasannya di bidang intelijen."

Soal independensi ia berujar, "Bagi saya bangsa dan negara harus ditempatkan diatas kepentingan individu, ini adalah harga mati," tegas dia. (iky)/foto:andri/parle/iw.

 
BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk BRICS, Budi Djiwandono: Wujud Sejati Politik Bebas Aktif
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS. Budi juga...
Habib Idrus: Indonesia dan BRICS, Peluang Strategis untuk Posisi Global yang Lebih Kuat
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keanggotaan penuh Indonesia dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi isu strategis yang...
Amelia Anggraini Dorong Evaluasi Penggunaan Senjata Api oleh Anggota TNI
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini mendorong evaluasi menyeluruh penggunaan senjata api (senpi) di lingkungan TNI....
Oleh Soleh Apresiasi Gerak Cepat Danpuspolmal Soal Penetapan Tersangka Pembunuhan Bos Rental
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Tiga anggotaTNI Angkatan Laut (AL) diduga terlibat dalampenembakan bos rental mobil berinisial IAR di Rest Area KM...